Pascayuwana
Waktu yang bergulir terus mengusung ku menjadi seseorang yang pandai. Pandai dalam memilih teman, kekasih, dan hal-hal baik ataupun buruk. Aku mafhum, di setiap perjalanan ada banyak persimpangan, krikil, dan lubang. Terkadang aku harus memilih, merasakan tergelincir, dan jatuh tersungkur. Bahkan ketika aspal adalah apa yang telapak ku injak belum tentu aku akan selamat di 1 langkah kedepan. Juga, di rumput ilalang yang sesekali di terpa angin. Ia memiliki misteri, bisa saja sesuatu yang membahayakan bersembunyi, entah sudah di rencanakan atau tidak. Begitu pun puncak, tak selamanya indah. Ia bisa menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan termasuk kematian. Ada pun air, tak selalu terasa sejuk dan segar. Terkadang ia meninggi membuat alam raya mengigil. Ia bisa lebih padat dari mobil dan gedung. Dan api tak selalu menghangatkan, ia bisa lebih kejam dari matahari, membakar apa yang kita punya termasuk raga. Namun usah khawatir ketika semesta sedang tak bersahabat. Ia memang tercipta d...