Posts

Showing posts from February, 2018

Niskala

Fraksi dari rasa yang bereaksi adalah rindu. Menelusuk jantung dan antero langit. Ia sukar mendarat namun tak pernah benar-benar terbang untuk sampai. Hati ku memang dakar. Ia tetap menunggu walaupun sudah terlalu sering ku halang dengan cara menyimpang. Hanya demi kamu -yang rela terpenjara oleh rasa yang kamu cipta dengannya- tak mengapa aku terluka (lagi). Tentu saja, tak pelik bagi ku. Menunggu memang hal yang merajam namun tetap saja berkolaborasi dengan mu ialah konsepsi ku. Bahwa untuk meraihnya butuh jiwa yang konsisten. Dan aku selalu siap sekali pun tahu, ini tak berbalas. Bagaimana pun, aku tetap ingin menunggu. Karna aku tahu. Menjadi orang ketiga dalam hubungan siapapun adalah cendala. Apapun alasannya sekalipun kamu bersedia. Aku tak mau sebab celakanya, saat kamu sembunyi-sembunyi, kemudian tertangkap basah. Dan akhirnya melukai banyak hati. Termasuk hati sendiri. Begitulah, asmara memang elusif. Ia kentara dan ia pun niskala. Lalu kita harus terbiasa. S...

14 Februari.

Kamu adalah tabu. Tabu untuk ku biarkan hingga kerutan dahi mu berlapis-lapis dan api amarah mu berkobar membakar dada dan segala yang kita jaga. Kamu adalah apa yang ingin aku bahagiakan. Bagaimana pun caranya, senyum mu juga tawa mu dan segala tentang mu adalah prioritas. Kasih, tanpa maaf, takkan ada yang spesial hari ini. Takkan ada lusinan bunga atau beberapa batang cokelat untuk mu. Takkan ada perayaan apapun. Bagi ku, setiap hari adalah mengasihi mu. Usah merengus sebab hal yang ku kira tak patut untuk di buat nyata. Untuk ku, hari jadi kita adalah peristiwa penting. Tidak harus dirayakan pula. Tapi setidaknya kita mampu bernostalgia bersama -ditempat kita berdiri- bagaimana caranya mata mu bisa menarik hati ku. Seolah semua adalah kebetulan. Kasih, biar saja 14 februari berlalu 24 jam. Kamu harus mengejar mimpi-mimpi mu yang tertunda. Ia sehari sedangkan mimpi mu akan kau capai hingga berlama-lama tergantung bagaimana kamu menjaganya. Hari akan berganti dan kamu pun ha...