Posts

Showing posts from April, 2018

Hari Kartini

Perempuan. Ia sebaik-baiknya perhiasan yang berjalan di muka bumi. Tertutup atau terbuka auratnya. Ia tetap mahluk yang menggoda. Bagi kaum adam. Perempuan. Ia sebaik-baiknya ombak. Menghapus jejak kaki yang hanya singgah. Namun, sekali di buat marah. Dua tiga pulau ia tenggelamkan. Perempuan. Ia sebaik-baiknya siang dan malam. Terang atau gelap suasana hatinya. Rekahan senyum dan gelak tawa selalu diperlihatkan pada semesta. Perempuan. Tidak selalu tentang telukan tubuh. Tidak selalu tentang nafsu birahi. Tidak selalu tentang ranjang. Ia senantiasa menguatkan yang lemah. Ia senantiasa membetulkan yang salah. Ia senantiasa memercayai yang tidak amanah. Ia senantiasa memberi kesempatan berkali-kali untuk dijadikan rumah. Padahal ia tahu, amarah selalu dihujamkan padanya. Apapun alasannya. Dan sepakat, adalah perempuan. Yang paling sabar dalam membimbing. Yang paling kuat menanggung beban. Yang paling berani menghadapi kenyataan. [Aprl, 214; Selamat Ha...

Lejar

     Lejar sekali jika harus terus mengejar sesuatu yang berlari tanpa henti. Tidak salah bahwa sesuatu yang di inginkan itu harus di rengkuh, tapi tidak menghalalkan segala cara. Sudahlah, hentikan rinai hujan di pelupuk mata mu. Gunakan untuk sesuatu yang membuat mu senang bukan kepalang.        Berusahalah terus menabik kebahagiaan dan menampik hal yang menyakitkan.        Biar saja kenangan yang menghujani mu perlahan berhenti atau sejenak berhenti. Lupakanlah dulu rindu-rindu yang tabu itu. Buang segala ingatan tentang betapa pilunya kala seseorang membuat mu menjadi asing dalam waktu singkat. Mau sampai kapan terus berspekulasi bahwa tempat paling pantas untuk dijadikan rumah adalah kamu? Bagaimana dengan rumah mu? Sudah ketemu?         Sejatinya merindukan sosoknya kini telah menumpuk di dada hanya membuat mu kelesa.         Ja...