Lejar
Lejar sekali jika harus terus mengejar sesuatu yang berlari
tanpa henti. Tidak salah bahwa sesuatu yang di inginkan itu harus di rengkuh,
tapi tidak menghalalkan segala cara. Sudahlah, hentikan rinai hujan di pelupuk
mata mu. Gunakan untuk sesuatu yang membuat mu senang bukan kepalang.
Berusahalah
terus menabik kebahagiaan dan menampik hal yang menyakitkan.
Biar
saja kenangan yang menghujani mu perlahan berhenti atau sejenak berhenti.
Lupakanlah dulu rindu-rindu yang tabu itu. Buang segala ingatan tentang betapa
pilunya kala seseorang membuat mu menjadi asing dalam waktu singkat. Mau sampai
kapan terus berspekulasi bahwa tempat paling pantas untuk dijadikan rumah
adalah kamu? Bagaimana dengan rumah mu? Sudah ketemu?
Sejatinya
merindukan sosoknya kini telah menumpuk di dada hanya membuat mu kelesa.
Jangan
berpikiran bahwa tidak ada yang benar-benar tulus. Sebab tidak ada jalan menuju
indah yang mulus. Teruslah berusaha meski jalan yang kamu ambil tidak selalu
lurus. Hingga banyak hal terbengkalai yang
tidak sempat kamu urus.
Asmara
memang sulit di pahami. Di perkuat dengan janji-janji. Segala kesalahan selalu
termaafkan dengan sepenuh hati. Tak sadar bahwa perlahan-lahan ditebang oleh
perbedaan konsepsi. Dan akhirnya selalu merasakan luka sendiri.
Cobalah
untuk terus merawat luka hingga akhirnya
kamu berhasil sembuh. Meski sudah teramat sering kamu mengeluh. Meski teramat
sering kamu merasa jenuh. Meski teramat sering kamu terpenjara oleh rasa yang tidak utuh.
Jangan selalu
membandingkan diri dengan orang lain. Seolah untuk bahagia, kamu tidak mendapat
ijin. Padahal alam semesta mengirimkan angin, untuk membawa mu pada apa-apa
yang kamu ingin.
Comments
Post a Comment