Hari Kartini
Perempuan.
Ia sebaik-baiknya perhiasan yang berjalan di muka bumi.
Tertutup atau terbuka auratnya.
Ia tetap mahluk yang menggoda.
Bagi kaum adam.
Perempuan.
Ia sebaik-baiknya ombak.
Menghapus jejak kaki yang hanya singgah.
Namun, sekali di buat marah.
Dua tiga pulau ia tenggelamkan.
Perempuan.
Ia sebaik-baiknya siang dan malam.
Terang atau gelap suasana hatinya.
Rekahan senyum dan gelak tawa selalu diperlihatkan pada semesta.
Perempuan.
Tidak selalu tentang telukan tubuh.
Tidak selalu tentang nafsu birahi.
Tidak selalu tentang ranjang.
Ia senantiasa menguatkan yang lemah.
Ia senantiasa membetulkan yang salah.
Ia senantiasa memercayai yang tidak amanah.
Ia senantiasa memberi kesempatan berkali-kali untuk dijadikan rumah.
Padahal ia tahu,
amarah selalu dihujamkan padanya.
Apapun alasannya.
Dan sepakat,
adalah perempuan.
Yang paling sabar dalam membimbing.
Yang paling kuat menanggung beban.
Yang paling berani menghadapi kenyataan.
[Aprl, 214; Selamat Hari Kartini, Nusantara]
Ia sebaik-baiknya perhiasan yang berjalan di muka bumi.
Tertutup atau terbuka auratnya.
Ia tetap mahluk yang menggoda.
Bagi kaum adam.
Perempuan.
Ia sebaik-baiknya ombak.
Menghapus jejak kaki yang hanya singgah.
Namun, sekali di buat marah.
Dua tiga pulau ia tenggelamkan.
Perempuan.
Ia sebaik-baiknya siang dan malam.
Terang atau gelap suasana hatinya.
Rekahan senyum dan gelak tawa selalu diperlihatkan pada semesta.
Perempuan.
Tidak selalu tentang telukan tubuh.
Tidak selalu tentang nafsu birahi.
Tidak selalu tentang ranjang.
Ia senantiasa menguatkan yang lemah.
Ia senantiasa membetulkan yang salah.
Ia senantiasa memercayai yang tidak amanah.
Ia senantiasa memberi kesempatan berkali-kali untuk dijadikan rumah.
Padahal ia tahu,
amarah selalu dihujamkan padanya.
Apapun alasannya.
Dan sepakat,
adalah perempuan.
Yang paling sabar dalam membimbing.
Yang paling kuat menanggung beban.
Yang paling berani menghadapi kenyataan.
[Aprl, 214; Selamat Hari Kartini, Nusantara]
Comments
Post a Comment