Merelakanmu di Peluk Seseorang Baru

       Apapun yang kamu lakukan, aku sudah tidak memperdulikan. Keputusanmu dulu yang membuatku hancur kini sudah menjadi sesuatu yang tidak menyakitkan ketika diingat. Berminggu-minggu hingga berbulan-bulan aku meratapi kepergianmu. Di saat yang bersamaan pun kamu tidak kembali, pergi bersama pedulimu yang mati, yang sudah berpindah ke lain hati. Perasaan bersalah sepertinya enggan mengetuk dadamu namun perih yang selama ini bersarang mampu berangsur perlahan menghilang.

       Selamat merayakan jauh hati kembali. Semoga kebahagiaan datang dari seseorang yang –mungkin- selanjutnya akan menjadi tanah yang kau tabur bibit kepedihan atau malah kamu yang tertabur. Selamat berjuang demi seseorang yang baru. Semoga yang kamu pertaruhkan bukan sesuatu yang menghancurkan.

       Aku mengamini bahwa sesuatu yang baru memang terlihat indah dan berkilauan. Katamu, buatlah diri kita menjadi kuat, kuat untuk tidak tertarik oleh rayuan sesuatu yang baru, yang akan menghancurkan kita. Nyatanya, kalimat buatanmu yang membuatku bersemangat menjalani relasi berjarak ini kamu lupakan. Seketika itu seseorang yang baru telah menarikmu dariku. Awalnya aku kira, kamu menginginkan lepas dari pelukanku karena prilaku ku yang membuatmu terluka. Dugaanku salah. Sesuatu yang entah datang dari mana menggodamu, mencari celah untuk masuk ke dalam ruang sempit di dadamu yang perlahan menyingkirkan aku.

       Aku mengikhlaskan mu demi kebahagiaan baruku kelak. Aku percaya, untuk mendapat kebahagiaan baru kita perlu melepas secara paksa atau mengikhlas dengan suka rela sesuatu yang ingin dilepas. Karena, jika hanya diri sendiri yang mengkonsolidasi sedangkan dirinya mencari jalan untuk pergi, setia bukanlah hal yang tepat untuk dikerjakan. Jangan menaruh hati di atas tangan yang ingin meremas, bentuknya sama dengan menggenggam, bedanya ia menghancurkan bukan menjaga agar tidak terjatuh atau terhempas.
[Aprl. Pukul 21:55. Setelah melihat kabarmu kini]

Comments

Popular posts from this blog

Nawala Patra

Keras Kepala

Niskala