Keras Kepala
Aku perempuan keras kepala. Sekuat apapun seseorang menjatuhkan, aku akan semakin menjulang. Luka yang sempat membuat ku terkapar kini tidak pernah lagi menyambar. Bahkan aku tidak berusaha keras untuk sembuh. Aku menikmati sendu hingga akhirnya kesengsaraan hati ini pergi tanpa meninggalkan bekas yang membiru. Awalnya aku benar takut untuk memulai kembali. Tidak percaya renjana itu nyata. Namun, setelah kamu hadir mengisi hari-hari ku yang hampa. Hati ku tidak pernah lagi nelangsa. Sepi tidak lagi ku rasa. Semua berjalan baik-baik saja seolah peristiwa menyakitkan kemarin tidak pernah aku alami. Kamu lelaki yang mampu mengobati semua lara. Walaupun ketika itu aku tidak menginginkan kamu selalu ada. Percaya atau tidak, kamu bisa membuat ku memahami. Semakin aku berpura-pura tidak peduli, semakin erat pula kita berkonspirasi. Dan aku baru menyadari akan hal itu. Aku mulai terbiasa dengan adanya kamu. Memberi lembaran baru yang...