Posts

Showing posts from May, 2018

Keras Kepala

     Aku perempuan keras kepala. Sekuat apapun seseorang menjatuhkan, aku akan semakin menjulang. Luka yang sempat membuat ku terkapar kini tidak pernah lagi menyambar. Bahkan aku tidak berusaha keras untuk sembuh. Aku menikmati sendu hingga akhirnya kesengsaraan hati ini pergi tanpa meninggalkan bekas yang membiru.      Awalnya aku benar takut untuk memulai kembali. Tidak percaya renjana itu nyata. Namun, setelah kamu hadir mengisi hari-hari ku yang hampa. Hati ku tidak pernah lagi nelangsa. Sepi tidak lagi ku rasa. Semua berjalan baik-baik saja seolah peristiwa menyakitkan kemarin tidak pernah aku alami. Kamu lelaki yang mampu mengobati semua lara. Walaupun ketika itu aku tidak menginginkan kamu selalu ada. Percaya atau tidak, kamu bisa membuat ku memahami. Semakin aku berpura-pura tidak peduli, semakin erat pula kita berkonspirasi. Dan aku baru menyadari akan hal itu.      Aku mulai terbiasa dengan adanya kamu. Memberi lembaran baru yang...

Biar, akhiri saja.

Aku tidak berhenti mempedulikan. Kita masihlah bersama. Mungkin status yang membedakan. Mari kita saling membiasakan diri. Untuk tidak lagi sayang-sayangan. Bukan aku menyuruh mu pergi. Aku hanya tidak ingin memaksakan diri. Terlalu sulit untuk ku bisa kembali bersama. Sakit yang kamu tanam, sikap yang kamu tunjukan, rasa yang kamu beri, telah membuat ku tak lagi merasa di istimewakan. Kamu tahu, tidak mudah memugari semua yang sudah runtuh. Untuk mengambil separuh hati saja, ia belum tentu luluh. Maaf atas keputusan ku. Tidak lagi memberi mu kesempatan untuk bisa memperbaiki. Usaha ku berada di samping mu adalah sia-sia. Kamu menganggap aku tidak pernah ada saat kamu butuh. Jika aku bukan yang kamu ingini. Aku bisa pergi sebesar apapun rasa yang mengendap. Biarkan aku menjadi sejarah panjang di perjalanan hidup mu. Manusia yang rela menjadi "real support" meski akhirnya di dorong ke dasar nestapa. Ingatlah aku saat nanti hati mu resah tak tahu arah untuk mulai melangka...

Aku harus

Aku harus merelakan diri mu pergi. Membiarkan kisah kita menjadi sejarah atau terhapus oleh masa. Membakar segala kenangan yang pernah membuat hangat di dinginnya hujan. Aku akan terus melewati hari yang sepi bersama bayangan ku sendiri. Tanpa ada sosok mu lagi. Sampai jumpa… Jika kelak kita bertemu. Jangan lagi ungkit semua yang telah kita kubur. Tak perlu lagi ada ucapan maaf. Segalanya telah aku maafkan dengan lapang dada. Meski air mata terus saja berbicara mengadukan sakit yang lama sekali disembuhkan. Usah khawatir. Aku akan menemukan sembuh dalam hati orang lain. Yang akan menopang semua kegundahan, yang akan mengajari ku sebuah ketulusan, yang akan membuat ku menjadi manusia paling bahagia di sisinya. Yang aku tahu di hari ini hanyalah, kita tidak akan lagi saling menyapa. Meski saling bertatap muka. Berpura-pura tidak saling melihat kemudian, berlalu begitu saja. Tapi membekas di hati kita masing-masing. Aku masihlah baik-baik saja. Setelah satu kata yang membuat ku ...