Aku harus
Aku harus merelakan diri mu pergi. Membiarkan kisah kita menjadi sejarah atau terhapus oleh masa. Membakar segala kenangan yang pernah membuat hangat di dinginnya hujan. Aku akan terus melewati hari yang sepi bersama bayangan ku sendiri. Tanpa ada sosok mu lagi.
Sampai jumpa…
Jika kelak kita bertemu. Jangan lagi ungkit semua yang telah kita kubur. Tak perlu lagi ada ucapan maaf. Segalanya telah aku maafkan dengan lapang dada. Meski air mata terus saja berbicara mengadukan sakit yang lama sekali disembuhkan.
Usah khawatir. Aku akan menemukan sembuh dalam hati orang lain. Yang akan menopang semua kegundahan, yang akan mengajari ku sebuah ketulusan, yang akan membuat ku menjadi manusia paling bahagia di sisinya.
Yang aku tahu di hari ini hanyalah, kita tidak akan lagi saling menyapa. Meski saling bertatap muka. Berpura-pura tidak saling melihat kemudian, berlalu begitu saja. Tapi membekas di hati kita masing-masing.
Aku masihlah baik-baik saja. Setelah satu kata yang membuat ku hancur. Lara demi lara aku selesaikan dengan membodohi diri ku sendiri. Jadi, tidak apa-apa jika kita kembali menjadi asing. Sebelum kamu ada, hati ku memang penuh luka. Siklus yang membuat kita melankolis, bahagia, kemudian kembali terluka.
Kini, aku telah melepas mu dengan terpaksa.
Tetapi, masih ada rindu di sini, masih belum sanggup tanpa diri mu, masih sedikit ingin kamu kembali. Aku masih selalu menganggap kita tidak pernah selesai. Aku masih membayangkan hari esok yang menyenangkan bersama mu.
Namun, itu hanyalah keinginan ku sedangkan kamu tidak. Menghilang dengan meninggalkan ribuan cerita yang indah.
Sampai jumpa…
Jika kelak kita bertemu. Jangan lagi ungkit semua yang telah kita kubur. Tak perlu lagi ada ucapan maaf. Segalanya telah aku maafkan dengan lapang dada. Meski air mata terus saja berbicara mengadukan sakit yang lama sekali disembuhkan.
Usah khawatir. Aku akan menemukan sembuh dalam hati orang lain. Yang akan menopang semua kegundahan, yang akan mengajari ku sebuah ketulusan, yang akan membuat ku menjadi manusia paling bahagia di sisinya.
Yang aku tahu di hari ini hanyalah, kita tidak akan lagi saling menyapa. Meski saling bertatap muka. Berpura-pura tidak saling melihat kemudian, berlalu begitu saja. Tapi membekas di hati kita masing-masing.
Aku masihlah baik-baik saja. Setelah satu kata yang membuat ku hancur. Lara demi lara aku selesaikan dengan membodohi diri ku sendiri. Jadi, tidak apa-apa jika kita kembali menjadi asing. Sebelum kamu ada, hati ku memang penuh luka. Siklus yang membuat kita melankolis, bahagia, kemudian kembali terluka.
Kini, aku telah melepas mu dengan terpaksa.
Tetapi, masih ada rindu di sini, masih belum sanggup tanpa diri mu, masih sedikit ingin kamu kembali. Aku masih selalu menganggap kita tidak pernah selesai. Aku masih membayangkan hari esok yang menyenangkan bersama mu.
Namun, itu hanyalah keinginan ku sedangkan kamu tidak. Menghilang dengan meninggalkan ribuan cerita yang indah.
aku mau simpan gimana
ReplyDeleteSimpan dimana?
Delete