Pandemi Akseptabel

PANDEMI
(n) Wabah penyakit yang meluas ke seluruh negara.

AKSEPTABEL
(a) Cukup.

Aku menulis catatan ini dengan hati yang teramat rapuh, kesakitan yang mengisi seluruh ruang di tubuh. Membuat kisah ini selesai. Mencukupkan diri untuk tak lagi menangisi atau mengharapkan dia yang merasa tinggi setelah mengetahui:
Aku masih mendambanya.


Duri-duri yang menancap di ulu hati telah ku cabut satu persatu dengan teramat hati-hati. Memerlukan waktu berhari-hari agar bekasnya tidak menjadi-jadi. Kamu yang telah mengganti debaran menjadi kehampaan. Takkan lagi aku pinta melunasi semua janji. Ku membiarkanmu menang perihal menyakiti.

Setelah kamu membuat ku lemas ditelanjangi lara. Kamu bersorak-sorai merayakan sebuah kehancuran. Cukup beruntungnya menjadi dirimu. Sebab, bagaimana pun kamu mendaratkan luka. Aku adalah seseorang yang akan terus mencintaimu dan berusaha menjadi yang kamu mau. Sesulit apapun itu. Setidakmungkinnya pun akan aku lakukan.

Tak perlu repot-repot membahagiakan ku dengan kejutan-kejutan manis. Karena ketika hati ku mampu kamu genggam dengan sepenuh-penuhnya rasa aku telah merasa memenangkan sayembara.

Memang, pedih dari mu tidak seberapa. Namun, aku membenci diriku yang tidak bisa apa-apa. Ketika langkah mu membias...
Aku...
Didalam ku...
Beruas-ruas.

Dan cukup.

Aku mengagumimu sampai sini. Aku mafhum, kamu takkan benar-benar bisa menjadi milikku. Begitu pun, aku takkan pernah bisa mengetuk dada mu. Mengisyaratkan bahwa aku sebenar-benarnya rasa, senyata-nyatanya bahagia, dan setinggi-tingginya harap.

Meyakinkan mu adalah sia-sia. Sekalipun aku tunjukkan. Karena kepercayaan ada dari hati. Tentu saja aku bukanlah yang ada di hati mu. Namun, lihat, dia yang memang ada di hati mu menjalar ke seluruh tubuh mu. Dia yang tak mampu memberi mu ruang untuk melihat kenyataan. Kamu akan selalu memercayainya. Meskipun dia berdusta.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Nawala Patra

Keras Kepala

Niskala