Insivum Polimerisasi
Insivum
(n) Luka sayat
Polimerisasi.
(n)
Reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) yang membentuk molekul besar.
Percaya atau tidak hal-hal kecil perihal luka akan meruak jika kau rawat dan semakin membengkak jika kau endap.
Terkadang, aku terlalu fokus pada patahan hingga lupa cara menyembuhkan. Tak peduli pada sekitar, karena wajah mu masih dalam pelukan. Mau sampai kapan aku terus meratap? Merayap di kehampaan, mendekap yang telah tiada, menyerap sisa-sisa kenangan. Aku bahkan lupa bahwa luka bukanlah hal luar biasa. Ia tumbuh disirami tangis, dipupuki melankolis, di sinari lagu-lagu mellow, di rawat dengan memungut puing-puing cerita yang usai. Aku lelah berkawan dengan sejarah. Mengingat cuplikan kita yang masih satu arah. Gerah rasanya jika berpindah episode. Slide yang tampil ialah logika yang terus menyambungkan setiap fakta. Aku masih sanggup mengingatnya meskipun begitu menyakitkan.
Di ranah pertumpahan darah, aku sekarat dengan luka sayat yang kuat, nadi ku putus bersama harapan yang menjerat; yang kini sudah berkarat. Tenang saja, segala rasa yang masih mengaduk rata akan ku hapus dengan sempurna. Tidak perlu berbaik hati mengirimiku pesan.
Lupakan.
Aku tak ingin lagi kamu mampir sekalipun untuk sejenak menenangkan. Usah kembali seolah kamu akan menetap.
Cuih!! Untuk kmu yang kini binasa. Di dada yang masih menyisakan sesak, aku akan sanggup menghirup udara segar tanpa wangi aroma tubuh mu. Semua yang telah kamu bawa pergi, membuatku tabah dalam tubuh yang lemah ini, ku pastikan menemukan raga yang sama-sama mau menerima. Ingat, alam semesta tak pernah berpaling. Aku hanya salah melihat sudut dunia. Bahagia mu yang membahagiakan ku ialah omong kosong yang pernah ku percayai. Jangan menyesal sekarang. Tunggu aku datang ke rumah mu menyampaikan undangan yang harus kamu hadiri. Balas dendam terbaik sekaligus didampingi yang lebih baik; yang mengerti batasan dan pantas diperjuangkan.
Siapa bilang aku akan terus merayakan patah hati? Terlelap dibuai cerita. Ditemani secangkir kopi tanpa gula. Menumpahkan kenyataan dalam catatan. Aku tertawa lepas melihat mu dengan hati yang baru, sebab yang pergi adalah kamu, yang hilang adalah kamu, yang nanti akan melihat ku bahagia adalah kamu. Kelak, kamu akan sadar telah meninggalkan seseorang yang begitu keras kepala mempertahankan. Untuk kembali sudah bukan waktunya, tak perlu ada perbaikan, aku penat.
Dulu, aku memaksa diri untuk merelakan semua ini runtuh. Menahan jeritan dengan pena yang tak henti bekerja. Benar kata mu, kamu tak layak ku beri ruang dalam setiap kesempatan.
(n) Luka sayat
Polimerisasi.
(n)
Reaksi penggabungan molekul-molekul kecil (monomer) yang membentuk molekul besar.
Percaya atau tidak hal-hal kecil perihal luka akan meruak jika kau rawat dan semakin membengkak jika kau endap.
Terkadang, aku terlalu fokus pada patahan hingga lupa cara menyembuhkan. Tak peduli pada sekitar, karena wajah mu masih dalam pelukan. Mau sampai kapan aku terus meratap? Merayap di kehampaan, mendekap yang telah tiada, menyerap sisa-sisa kenangan. Aku bahkan lupa bahwa luka bukanlah hal luar biasa. Ia tumbuh disirami tangis, dipupuki melankolis, di sinari lagu-lagu mellow, di rawat dengan memungut puing-puing cerita yang usai. Aku lelah berkawan dengan sejarah. Mengingat cuplikan kita yang masih satu arah. Gerah rasanya jika berpindah episode. Slide yang tampil ialah logika yang terus menyambungkan setiap fakta. Aku masih sanggup mengingatnya meskipun begitu menyakitkan.
Di ranah pertumpahan darah, aku sekarat dengan luka sayat yang kuat, nadi ku putus bersama harapan yang menjerat; yang kini sudah berkarat. Tenang saja, segala rasa yang masih mengaduk rata akan ku hapus dengan sempurna. Tidak perlu berbaik hati mengirimiku pesan.
Lupakan.
Aku tak ingin lagi kamu mampir sekalipun untuk sejenak menenangkan. Usah kembali seolah kamu akan menetap.
Cuih!! Untuk kmu yang kini binasa. Di dada yang masih menyisakan sesak, aku akan sanggup menghirup udara segar tanpa wangi aroma tubuh mu. Semua yang telah kamu bawa pergi, membuatku tabah dalam tubuh yang lemah ini, ku pastikan menemukan raga yang sama-sama mau menerima. Ingat, alam semesta tak pernah berpaling. Aku hanya salah melihat sudut dunia. Bahagia mu yang membahagiakan ku ialah omong kosong yang pernah ku percayai. Jangan menyesal sekarang. Tunggu aku datang ke rumah mu menyampaikan undangan yang harus kamu hadiri. Balas dendam terbaik sekaligus didampingi yang lebih baik; yang mengerti batasan dan pantas diperjuangkan.
Siapa bilang aku akan terus merayakan patah hati? Terlelap dibuai cerita. Ditemani secangkir kopi tanpa gula. Menumpahkan kenyataan dalam catatan. Aku tertawa lepas melihat mu dengan hati yang baru, sebab yang pergi adalah kamu, yang hilang adalah kamu, yang nanti akan melihat ku bahagia adalah kamu. Kelak, kamu akan sadar telah meninggalkan seseorang yang begitu keras kepala mempertahankan. Untuk kembali sudah bukan waktunya, tak perlu ada perbaikan, aku penat.
Dulu, aku memaksa diri untuk merelakan semua ini runtuh. Menahan jeritan dengan pena yang tak henti bekerja. Benar kata mu, kamu tak layak ku beri ruang dalam setiap kesempatan.
[Aprl, 2410 || Sukabumi: sedang makan manisan tapi nyatanya lebih manis janji palsu]
Pertama gak ?
ReplyDeleteEngga haha
Delete