Afonia Kasuistik
Afonia
(n) Kehilangan suara dan kemampuan untuk berbicara.
Kasuistik
(n) Situasional
(n) Kehilangan suara dan kemampuan untuk berbicara.
Kasuistik
(n) Situasional
Sesuai apa yang terjadi hari ini, akhirnya aku kehilangan mu meski sekadar berkomunikasi. Padahal rindu ini melekat tak mau pergi. Bandel, memang.
Keadaan memaksa ku tak kuasa untuk menjadi si paling bisa dan ku utarakan padanya. Wahai bunga yang layu masihkah engkau disitu menanti yang tak kunjung berlabuh dihatimu🎼
Np: Sisitipsi - Paling Bisa.
Np: Sisitipsi - Paling Bisa.
Satu hal yang membuat ku jera adalah mendarat keras, setelah dibuat melambung setengah tiang. Tak begitu tinggi, namun saat turun benturannya tak mampu menahan jerit, sebab yang pertama sampai di tanah ialah hati. Lalu, hanya aku yang menanggung semua perih, sendiri memungut puing yang berserakan, dan begitulah, mencoba bersamamu seperti berjudi dengan harapan. Harus siap kalah dibunuh kenyataan.
Mungkin, baiknya aku tidak mengenal mu, apalagi berbincang banyak hal sampai larut malam. Aku bersuara melibatkan hati, sedangkan kamu mendengar (hanya) menggunakan telinga. Aku jengah telah terang-terangan menunjukkan sekaligus lengah perihal menjaga dan memberi perasaan. Kalau saja aku mengerti, nyaman hanyalah tipuan, aku bungkam disetiap obrolan. Tak banyak membahas kehidupan. Biar waktu yang menyampaikan bahwa aku melewati bara nestapa tanpa ditemani siapa-siapa. Aku terburu-buru percaya pada mu. Lupa membawa kesiapan yang nanti akan terjadi jika yang ku terima sebuah pengecualian.
Dan aku terlambat. Aku terlampau jatuh. Saat jatuh yang menimpa bukan hanya sanggup melewati cakrawala. Ternyata juga, mudah disambut gravitasi. Sampai sini aku paham, hati dan semesta itu satu paket.
Aku adalah bukti, satu dari banyaknya manusia yang tak tahu diri. Mengira apa yang sudah dirasa, kamu rasakan juga. Maaf, kepercayaan diri ku terlalu tinggi bagi pemilik tubuh yang jauh dari semampai ini. Beginilah aku, mudah luluh terbakar zona api yang diberi sedikit perasa agar terbilang nyata. Bebas mau dibuat apa nantinya. Kamu mungkin kecewa, sedangkal ini hati ku berlabuh. Tanpa (perlu) perjuangan ekstra. Aku yang kesepian atau kamu yang hebat menanam harap? Tolong bersedia untuk memberitahu ku apa yang sebenarnya mengendap dalam hati mu. Sekalipun bukan rasa yang sama; sekalipun hanya tipuan semata; sekalipun akan membuat rongga dada ku dipenuhi lubang nelangsa.
Mari kita selesaikan hari ini. Agar aku menyadari, apa yang terlihat seakan meminta, ternyata hanya mengajak bercanda.
[Aprl, Sukabumi // pukul 02.15: Baru aja bangun dari ketiduran yang keinget ninggalin kopi karena belum diseruput, keburu dinginkan, bgcd]
mantap 😍
ReplyDeletemantap 😍
ReplyDelete